PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi, politik dan kepercayaan yang berkepanjangan yang melanda bangsa Indonesia telah membawa dampak hampir kepada seluruh aspek dan tatanan kehidupan. Walaupun banyak menimbulkan keterpurukan bagi bangsa dan rakyat, salah satu hikmah positif yang muncul adalah timbulnya pemikiran dasar yang menumbuhkan reformasi di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fokus utama reformasi ini adalah untuk menciptakan masyarakat yang madani dalam kehidupan pemerintahan, bermasyarakat dan bernegara yang memiliki nilai-nilai "Good Governance" yang menuntun nilai demokrasi dan sikap keterbukaan, kejujuran, keadilan, beroientasi pada kepentingan rakyat, serta bertanggung jawab (accountable) kepada rakyat
Keinginan pemerintah untuk melaksanakan reformasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bidang pendidikan lebih nampak lagi dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Adapun substansi dari Undang-Undang Sisdiknas yang baru tersebut nampak dari visinya : terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan zaman
Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan yang ada adalah melakukan pemberdayaan kepala sekolah. Hal ini karena kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama guru-guru dan karyawan sekolah. Begitu besarnya peranan kepala sekolah dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya kegiatan sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepala sekolah itu sendiri. Segenap sumber daya harus didayagunakan sedemikian rupa.
Para guru perlu digerakan ke arah suasana kerja yang positif, menggairahkan dan produktif. Bagaimanapun guru merupakan input yang pengaruhnya sangat besar pada proses belajar. Demikian pula penataan fisik dan administrasi atau ketatalaksanaan perlu dibina agar disiplin dan semangat belajar yang tinggi bagi siswa. Ini semua mensyaratkan perlunya penerapan kepemimpinan pendidikan oleh seorang kepala sekolah.
Drs. Mukijat dalam bukunya Prinsip-prinsip Administrasi Management dan Kepemimpinan yang mengemukakan beberapa pengertian kepemimpinan para ahli, diantaranya:
1). GR. Terry principles of Management; kepemimpinan adalah kegiatan/Tindakan dalam mempengaruhi serta menggerakkan orang-orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan.
2). Howard W. Heyt, Aspec of Modern Public Administration, Kepemimpinan atau leadership adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk mempengaruhi orang
1). GR. Terry principles of Management; kepemimpinan adalah kegiatan/Tindakan dalam mempengaruhi serta menggerakkan orang-orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan.
2). Howard W. Heyt, Aspec of Modern Public Administration, Kepemimpinan atau leadership adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk mempengaruhi orang
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar untuk mempengaruhi orang lain pada situasi/tempat tertentu agar orang lain melalui kerjasama mau bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab demi tercapainya tujuan yang ditentukan.
Kualitas Pendidikan sebagai salah satu pilar Pengembangan Sumber Daya Manusia, sangat penting maknanya bagi Pembangunan Nasional, yaitu dalam rangka membangun masyarakat yang kokoh dan ekonomi yang kompetitif di masa depan. Pendidikan merupakan landasan vital pembentuk karakter bangsa atau dapat sebagai masa depan bangsa. Dibutuhkan manusia yang ‘sadar’ akan haknya sebagai jiwa terdidik dengan moral serta perannya dalam kehidupan yang beradab.
Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan, antara lain memlalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyediaan dan perbaikan sarana/prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagaian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Dengan berlakunya Undang – undang Otonomi daerah, dimana akan terjadi desentralisasi Pemerintahan, maka setiap daerah dituntut untuk memiliki sumber daya masyarakat yang berkualitas dalam menghadapi persaingan dan mampu menyerap arus informasi yang terus mengalir begitu cepatnya.Undang-undang pendidikan 20/2003 telah memberikan tanggung jawab lebih besar dan otoritas langsung kepada sekolah.
Manajemen Berbasis Sekolah (Schools Based Management/SBM merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat, orang tua, para praktisi yang teoritisi pendidikan dapat dibentuk untuk meningkatkan kualitas sekolah dengan pengelolaan bersama antara sekolah. dan masyarakat. Dengan begitu diharapkan sekolah serta masyarakat dapat ikut berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan dasar secara signifikan.
Meski demikian, terdapat keragaman yang besar dalam kemampuan sekolah di setiap daerah untuk melaksanakan otoritas yang telah diberikan tersebut. Guna mencapai tujuan desentralisasi pendidikan tersebut, pemerintah melakukan restrukturisasi dalam penyelenggaraan pendidikan, terutama yang berkenaan dengan struktur kelembagaan pendidikan, mekanisme pengambilan keputusan dan manajemen pendidikan di pusat dan daerah.
MTs. Putra Al-Ishlahuddiny adalah bagian dari Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny, dimana Pondok pesantren Al-Ishlahuddiny merupakan pondok pesantren tertua di desa Kediri. Namun, dalam perjalanannya institusi pendidikan tersebut senantiasa mengikuti perkembangan pendidikan secara umum.
Kepala sekolah di MTs. Putra Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat dinilai telah menjalankan fungsi dan perannya sebagai pemimpin sekolah dalam menjalankan MBS (Manejemen Berbasis Sekolah), sehingga MTs. Putra Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat selangkah lebih maju.
Mengacu pada gambaran-gambaran di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang “Model Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengaplikasikan MBS di MTs. Putra Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat”.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Post a Comment