- Harley Fatboy, Si Jadul Bertabur Emas
- "Cafe Racer"Moderen Berjiwa Harley
- Majesty ”Jap Style” dengan Warna Lamborghini
- Ducati Desmosedici GP12 Berdarah Ninja 250
Beli sepeda motor tanpa ubahan bak makan nasi tanpa lauk. Begitulah kira-kira isi kepala Muhammad Dipa Citranto, yang tak pernah berhenti bereksperimen. Hasilnya, Yamaha V-ixion yang sudah dirombaknya tiga kali dengan aliran berbeda!
Rombakan pertama berwajah street fighter dengan kaki gambot. Kedua, didesain ulang menganut aliran sport bike yang lebih gemuk dan gagah. Dan terakhir, bergaya klasik meski Topo Atmojo, sang modifikator, tak mau hasil kreasinya ini disebut kuno. ”Ada gaya old school memang, tapi saya tak mau menyebutnya begitu. Ini lebih ke arah fashionable modern,” begitu jelas pria dijuluki Goedel ini.
Dengan pengalamannya, Topo sebagai pemilik bengkel modifikasi Tauco Custom di Jl Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan ini menyulap motor sport injeksi Yamaha 150 cc itu dengan rapi dan teliti. Seperti biasa, sosok murah senyum ini tak mau setengah-setengah. Bodi termasuk rangka dibikin total kustom dengan konsep radikal.
Rangka rigid khas gaya lama dipadu monokok Jupiter MX untuk memberikan efek peredam pada jok kustom berbalut kulit. Tangki digantungkan ke rangka, untuk memperkuat kesan fashionable modern. Mesin standar, tapi dibalut krom supaya lebih mengilat. Kesan mewah dan garang diselesaikan knalpot kustom dua lubang yang juga dilabur krom.
Ban belakang lebar Dunlop ukuran 180-55 dengan pelek jari-jari 17 inci ditutup sepatbor kustom yang terbuat dari pelat galvanish 0,8mm. Beda dengan bagian depan, ban Pirelli 90/90/17 dibiarkan telanjang tak tertutup sepatbor. Pemilihan warna merah dipakai untuk menggambarkan kesan tegas.
Kaki depan diberi peredam kejut model springer, dan uniknya setang masih mempertahankan milik V-ixion yang modern, tapi tanpa speedometer. ”Kalau dilihat, kesannya liar dan garang, tapi tetap punya estetika dan masih enak dipakai sehari-hari,” ujar Topo.
Jika ditarik benang merahnya, ternyata Topo terinspirasi dari modifikasian Jesee Roke, modifikator AS yang terkenal dengan konsep-konsep radikalnya. Sang builder sering merombak sepeda motor di luar kodrat, tapi tetap menganut unsur modern.
Karena dibilang modern, KompasOtomotif memancing pertanyaan soal teknologi yang dipakai dalam karya modifikasi ini. Jawab Topo simpel, modern tak harus mengandung unsur teknologi. Dari segi tampilan dan kreasi yang tak terbatas bisa dikaitkan pada modernitas.
Rombakan pertama berwajah street fighter dengan kaki gambot. Kedua, didesain ulang menganut aliran sport bike yang lebih gemuk dan gagah. Dan terakhir, bergaya klasik meski Topo Atmojo, sang modifikator, tak mau hasil kreasinya ini disebut kuno. ”Ada gaya old school memang, tapi saya tak mau menyebutnya begitu. Ini lebih ke arah fashionable modern,” begitu jelas pria dijuluki Goedel ini.
Dengan pengalamannya, Topo sebagai pemilik bengkel modifikasi Tauco Custom di Jl Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan ini menyulap motor sport injeksi Yamaha 150 cc itu dengan rapi dan teliti. Seperti biasa, sosok murah senyum ini tak mau setengah-setengah. Bodi termasuk rangka dibikin total kustom dengan konsep radikal.
Rangka rigid khas gaya lama dipadu monokok Jupiter MX untuk memberikan efek peredam pada jok kustom berbalut kulit. Tangki digantungkan ke rangka, untuk memperkuat kesan fashionable modern. Mesin standar, tapi dibalut krom supaya lebih mengilat. Kesan mewah dan garang diselesaikan knalpot kustom dua lubang yang juga dilabur krom.
Ban belakang lebar Dunlop ukuran 180-55 dengan pelek jari-jari 17 inci ditutup sepatbor kustom yang terbuat dari pelat galvanish 0,8mm. Beda dengan bagian depan, ban Pirelli 90/90/17 dibiarkan telanjang tak tertutup sepatbor. Pemilihan warna merah dipakai untuk menggambarkan kesan tegas.
Kaki depan diberi peredam kejut model springer, dan uniknya setang masih mempertahankan milik V-ixion yang modern, tapi tanpa speedometer. ”Kalau dilihat, kesannya liar dan garang, tapi tetap punya estetika dan masih enak dipakai sehari-hari,” ujar Topo.
Jika ditarik benang merahnya, ternyata Topo terinspirasi dari modifikasian Jesee Roke, modifikator AS yang terkenal dengan konsep-konsep radikalnya. Sang builder sering merombak sepeda motor di luar kodrat, tapi tetap menganut unsur modern.
Karena dibilang modern, KompasOtomotif memancing pertanyaan soal teknologi yang dipakai dalam karya modifikasi ini. Jawab Topo simpel, modern tak harus mengandung unsur teknologi. Dari segi tampilan dan kreasi yang tak terbatas bisa dikaitkan pada modernitas.
Post a Comment